Resume pertemuan 10
NIM : 09.41010.0170
NIM : 09.41010.0170
Nama : M. Septian Maulana
Transport Layer Protocol
Protokol pada Transport Layer TCP/IP terdiri atas : TCP dan UDP.
UDP adalah protokol yang sifatnya unreliable dan connectionless.
TCP adalah protokol yang sifatnya reliable dan connection-oriented.
Setiap proses pada aplikasi harus mendefinisikan protokol transport mana yang akan digunakan. Contoh: HTTP, FTP, SMTP menggunakan TCP, sedangkan DNS, Internet Telephony menggunakan UDP.
Sebuah host dapat memberikan layanan lebih dari satu proses, hal ini terjadi karena Transport Layer mampu memberikan layanan multiplexing dan demultiplexing.
TCP merupakan reliable data transfer karena TCP menjamin pengiriman pesan sampai ditempat tujuan melalui: flow control, congestion control, acknowledgment, timer.
Multiplexing - Demultiplexing
Dalam jaringan TCP/IP beberapa proses dapat dikirimkan secara bersama-sama dari sebuah host melalui multiplexing.
Pada sisi penerima, demultiplexing mengijinkan alokasi pesan pada proses yang sesuai.
Seperti diketahui, masing-masing proses dibedakan berdasarkan nomor Port.
User Datagram Protocol
Didefiniskan dalam RFC 768.
Pada sisi pengirim:
- UDP mengambil pesan dari proses aplikasi,
- menambahkan sumber dan tujuan port (untuk multiplexing/demultiplexing),
- menambahkan beberapa header kecil,
- mengirimkan segment tersebut ke network layer untuk dikirimkan.
User Datagram Protocol
Pada sisi penerima:
- Segment tiba di sisi penerima,
- UDP mengidentifikasi alamat port tujuan untuk dapat mengalokasikan pesan pada proses yang sesuai.
Terlihat bahwa UDP tidak menggunakan proses inisialisasi koneksi sebelum sebuah segment dikirimkan. Karena itu UDP disebut sebagai connectionless protocol.
Struktur Segment UDP
Alasan Menggunakan UDP
Tidak ada proses penetapan (establishment) koneksi à memperkecil delay.
Memiliki jumlah header lebih kecil daripada TCP memperkecil delay, mempercepat proses transmisi.
Tidak ada kondisi-kondisi tertentu yang harus dilakukan, misalnya congestion control, sequence, acknowledgment seperti halnya pada TCP memperkecil delay.
UDP Checksum
Misalkan terdapat 3 buah 16-bit pesan sbb:
0111010101011101
0001101101100110
0101100101011011
Ketiga pesan dijumlahkan menjadi: 1110101000011110
Hasil jumlahan ini dioperasikan melalui 1’s komplemen menghasilkan checksum: 0001010111100001.
UDP Checksum
Pada sisi penerima semua 16-bit pesan dijumlahkan bersama-sama dengan checksum.
Apabila tidak ada kesalahan bit pada saat pengiriman hasil penjumlahan akan menjadi: 1111111111111111.
UDP mendeteksi kesalahan, tetapi tidak mengkoreksi kesalahan.
Transport Control Protocol
TCP adalah connection-oriented protocol.
TCP menjamin bahwa data yang dikirimkan pasti diterima oleh receiver dengan benar (reliable data transfer).
TCP memberi layanan komunikasi full-duplex.
Koneksi pada TCP merupakan koneksi point-to-point.
Model Koneksi TCP
Model koneksi TCP protocol terdiri atas 3 fase, yaitu:
- Fase penetapan (establishment) koneksi.
- Fase transaksi pesan.
- Fase penutupan koneksi.
Fase Penetapan Koneksi TCP
Fase penetapan koneksi TCP disebut sebagai: three-way handshake.
Tahapan:
1. Sender mengirimkan TCP segment dengan nilai SYN=1. Sender juga mengirimkan informasi sequence number (isn) yang digenerate secara random.
Fase Penetapan Koneksi TCP
2. TCP SYN segment diterima oleh receiver. Receiver mengalokasikan buffer memory dan variable untuk koneksi yang diminta serta mengirimkan segment TCP berisi: SYN=1, Acknowledgment field berisi isn dari sender + 1 dan sequence number berisi sembarang angka yang digenerate secara random oleh receiver.
Fase Penetapan Koneksi TCP
3. Setelah menerima TCP segment dari receiver, Sender mengirimkan kembali TCP segment ketiga yang berisi SYN=1, sequence number berisi isn dari receiver + 1 dan Acknowledgment field berisi isn dari sender + 1.
Fase Penutupan Koneksi TCP
Fase Penutupan Koneksi TCP
Sender memulai penutupan koneksi dengan mengirimkan TCP segment dengan nilai FIN=1.
Receiver mengirimkan TCP segment ACK.
Sender menunggu sampai Receiver mengirimkan TCP segment berikutnya.
Sender mengirim TCP segment ACK.
Setelah periode waktu tertentu koneksi tertutup.
Fase Transaksi Pesan TCP
TCP melakukan transaksi pesan dengan menggunakan sliding-window protocol.
Saat pengirim mengirim pesan, misalnya dengan isn=1, receiver mengirim acknowledgment dengan ACK=2. Artinya, pesan dengan isn=1 telah deterima, selanjutnya kirimkan pesan dengan isn=2.
Dan seterusnya sampai semua TCP segment dikirimkan.
Pengiriman TCP segment (pesan) seperti pada contoh di atas menggunakan window size=1.
Model ini disebut juga sebagai Stop-And-Wait.
Kelemahan model ini adalah munculnya delay yang cukup besar karena pesan berikut baru bisa dikirimkan setelah sender menerima ACK.
Fase Transaksi Pesan TCP
Model Stop-And-Wait diperbaiki dengan menggunakan model Go-Back-N.
Dengan window size sebesar N, sebanyak N-pesan dapat dikirimkan pada satu saat.
Model ini juga dipakai untuk flow-control.