Resume Jaringan Komputer & Keamanan Data Pertemuan 6
Nama : M. Septian Maulana
NIM : 09.41010.0170
Mata Kuliah : Jaringan Komputer & Keamanan Data (Q1)
Dosen : Anjik Sukmaaji, S.Kom.,M.Eng
Materi ini dapat diunduh pada link: http://www.4shared.com/file/5san0xY0/Netmasking.html
Netmasking
Untuk memisahkan antara network-id dan host-id diperlukan sebuah netmask.
Network-id menggunakan mask binary 1, sedangkan host-id menggunakan mask binary 0.
Network-id dan Host-Id dibedakan dengan cara melakukan operasi AND antara IP address dan Netmask.
Operasi AND:
0 AND 0 = 0, 0 AND 1 = 0,
1 AND 0 = 0, 1 AND 1 = 1.
natural netmask:
Kelas A : 11111111.00000000.00000000.00000000 = 255.0.0.0
Kelas B : 11111111.11111111.00000000.00000000 = 255.255.0.0
Kelas C : 11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0
Contoh
IP Address : 172.25.88.9 : 10101100.00011001.01011000.00001001
Netmask : 255.255.255.0 : 11111111.11111111.11111111.00000000
Maka :Network-ID : 10101100.00011001.01011000.00000000
172.25.88.0
Ilustrasi
CIDR
CIDR à Classless Inter-domain Routing. RFC 1591.
Dengan CIDR, network-prefix pada alamat IP tidak harus 8, 16, dan 24 bit seperti pada kelas A, B, dan C.
Dengan CIDR, network prefix dituliskan dalam bentuk:
X.X.X.X/n
Dimana n adalah jumlah bit pada netmask.
Contoh Notasi CIDR
IP Address : 172.25.88.9 : 10101100.00011001.01011000.00001001
Netmask : 255.255.255.224 : 11111111.11111111.11111111.11100000
Notasi CIDR:
172.25.88.9/27
Alamat Khusus:
Direct Broadcast Address
Direct Broadcast Address
Direct Broadcast Address digunakan oleh router untuk mengirimkan pesan ke semua terminal yang berada pada jaringan local.
Direct Broadcast address dilakukan dengan membuat bit pada host-id bernilai 1 semua.
Misalnya, mengirimkan pesan menuju ke alamat 221.45.71.1, 220.45.71.2 s.d 221.45.71.254, cukup diarahkan ke alamat 221.45.71.255.
Ilustrasi Direct Broadcast Address
Local Broadcast Address
Local Broadcast Address adalah alamat broadcast untuk network yang aktif saat ini. Packet akan dikirimkan ke setiap host pada network tersebut.
Router melakukan blocking sedemikian sehingga broadcast ini hanya akan terkirim ke semua host pada network bersangkutan.
Local Broadcast Address: 255.255.255.255
Ilustrasi Local Broadcast Address
LoopBack Address
IP address dengan alamat IP byte pertama adalah 127, kemudian 3 byte yang lain diisi sembarang adalah alamat loopback.
Sehingga alamat IP 127.x.x.x tidak dapat digunakan untuk mengalamati host dalam jaringan.
Contoh: 127.0.0.1
Ilustrasi LoopBack Address
Private IP Address
International Assigned Numbers Authority (IANA) mengelompokkan alamat IP-Address yang dinyatakan “Private” adalah kelompok IP yang hanya untuk digunakan di kalangan sendiri dan tidak berlaku di Internet.
Class A : 10.0.0.0 – 10.255.255.255 (1 network)
Class B : 172.16.0.0 – 172.31.255.255 (16 network)
Class C : 192.168.0.0 – 192.168.255.255 (256 network)
Multicast
Multicast adalah proses pengiriman packet dari sebuah terminal ke beberapa (sekelompok) terminal (bandingkan dengan broadcast).
Sekelompok terminal ini disebut sebagai group management, yang mana setiap terminal bersifat dinamis (dapat bergabung atau meninggalkan group dengan mudah).
Administrasi group management diatur oleh IGMP (Internet Group Management Protocol)
Multicast Addressing
Multicast menggunakan alamat Kelas D yang dapat diidentifikasi dengan 4 bit pertama ‘1110’.
Multicast address memiliki range:
224.0.0.0 - 239.255.255.255
Pengalamatan ini menunjuk pada pengalamatan sebuah group terminal (bukan sebuah terminal).
Multicast Addressing
Pertemuan-5.
IP Address and Subnet Address
IP Address and Subnet Address
ü Pengalamatan IP
ü Di dalam jaringan TCP/IP setiap terminal diidentifikasi dengan sebuah alamat IP unik.
ü Kecuali Router dapat memiliki lebih dari sebuah alamat IP, karena itu disebut sebagai Multihomed Device.
ü Ilustrasi Pengalamatan IP
ü Badan Internasional Pengelola IP
Ø Di Asia Pasific pengelolaan IP dilakukan oleh Asia Pacific Network Information Center (APNIC).
Ø APNIC bertugas sebagai pembagi blok nomor IP dan nomor Autonomous System (AS) kepada para ISP di kawasan Asia Pasific, selain itu juga mengelola authoritative resgistration server (whois) dan reverse domains (in-addr.arpa).
ü Badan Internasional Pengelola IP
Ø Selain APNIC badan-badan lain yang bertugas melakukan manajemen IP ini antara lain :
- America Rregistry for Internet Number (ARIN)
- Reseaux IP Europeens (RIPE)
- African Regional Internet Registry Network Information Center (AFRINIC)
Ø Koordinasi Internasional dari ke-empat badan tersebut dipegang oleh International Assigned Number Authority (IANA).
ü Konversi Biner - Desimal
ü Setiap 8 bit nomor IP dapat dikonversi ke desimal dengan komposisi :
(x*27+x*26+x*25+x*24+x*23+x*22+x*21+x*20 ),
Atau
(x*128+x*64+x*32+x*16+x*8+x*4+x*2+x*1),
ü Contoh:
ü Sehingga untuk menghitung bentuk desimal dari 11001011 dapat dilakukan dengan :
=1*128+1*64+0*32+0*16+1*8+0*4+1*2+1*1
= 128 + 64 + 0 + 0 + 8 + 0 + 2 + 1
= 203
ü Konversi Biner – HexaDesimal - Biner
ü Angka Hexadesimal mengandung: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F
ü Contoh:
11000011.10001101
C 3 . 8 D
ü Note: Format HexaDesimal dipakai untuk pengalamatan IPv6.
ü Contoh:
ü Konversi Desimal - Biner
ü Untuk mengubah desimal menjadi biner dapat dilakukan dengan melakukan pengurangan dengan kelipatan pengalian diatas, jika dikurangi bisa maka diberi angka 1 dan jika tidak bisa diberi angka 0.
ü Contoh:
203 - 128 = 75 à 1
75 - 64 = 11 à 1
11 - 32 à 0
11 - 16 à 0
11 - 8 = 3 à 1
3 - 4 à 0
3 - 2 = 1 à 1
1 - 1 = 0 à 1
Hasilnya yang berada di kanan anak panah ditulis dari atas kebawah menjadi 11001011.
ü Kategori Pengalamatan IP
ü Ada 3 macam kategori pengalamatan IP, yaitu:
- Classfull Addressing (conventional): pengalamatan berdasarkan kelas, tanpa perlu ada subnetting.
- Subnetted Classfull Addressing: pengalamatan dengan subnetting.
- Classless Addressing: CIDR
ü Mengapa SubNetting?
ü SubNetting adalah proses membagi sebuah network menjadi beberapa Sub-network.
ü Sebagai contoh, dalam sebuah jaringan lokal yang menggunakan alamat kelas B 172.16.0.0 terdapat 65.534 host address.
ü Efisiensi pengelolaan jaringan dapat ditingkatkan dengan cara melakukan subnetting terhadap network tersebut.
ü Mengapa SubNetting (Cont.)
ü Alasan-alasan perlunya dibentuk subnetting antara lain :
- Memudahkan pengelolaan jaringan.
- Mereduksi traffic yang disebabkan oleh broadcast maupun benturan (collision).
- Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang lebih jauh (LAN ke MAN).
ü Ilustrasi sebuah Network tanpa Subnet
ü SubNetting
ü Pembentukan subnet dilakukan dengan cara mengambil beberapa bit pada bagian HostId untuk dijadikan SubnetId. Contoh:
ü Subnet Mask
ü Subnet Mask (Cont.)
ü Dalam contoh di atas, sebuah jaringan kelas B dengan Network-Id : 154.71.0.0.
ü Subnet Mask dalam bentuk desimal adalah: 255.255.248.0
ü Dengan demikian 5 bit pertama pada octet ke 3 adalah Subnet-Id, sedangkan sisa bit adalah Host-Id.
ü Default Subnet-Mask
ü Konversi Subnet-Mask
1 0 0 0 0 0 0 0 = 128
1 1 0 0 0 0 0 0 = 192
1 1 1 0 0 0 0 0 = 224
1 1 1 1 0 0 0 0 = 240
1 1 1 1 1 0 0 0 = 248
1 1 1 1 1 1 0 0 = 252
1 1 1 1 1 1 1 0 = 254
1 1 1 1 1 1 1 1 = 255
ü Menentukan SubNet-Id
ü Menentukan Subnet-Id
ü Router menentukan sebuah IP address merupakan anggota dari subnet tertentu melalui proses masking seperti dalam gambar di atas.
ü IP address: 154.71.150.42 dioperasikan AND dengan subnet-mask. Didapat Subnet-Id: 18.
ü Sedangkan IP address dari subnet tersebut adalah: 154.71.144.0.
ü IP Address dari Subnet
Component | Octet 1 | Octet 2 | Octet 3 | Octet 4 |
IP Address | 10011010 (154) | 01000111 (71) | 10010110 (150) | 00101010 (42) |
Subnet Mask | 11111111 (255) | 11111111 (255) | 11111000 (248) | 00000000 (0) |
Result of AND Masking | 10011010 (154) | 01000111 (71) | 10010000 (144) | 00000000 (0) |
Dengan CIDR, dapat dituliskan sebagai:
154.71.150.42/21.